Banyak hal-hal besar yang dilakukan oleh Erdogan dalam mengangkat kembali kebesaran Turki yang belum pernah dicapai sejak runtuhnya khilafah Turki Utsmani pada 1924. Salah satunya, bagaimana Erdogan menghadapi pemimpin negara lain yang datang ke Turki dengan kesombongan.
Salah satu kisah menarik dibagikan oleh
Eko Budi Koen melalui akun Facebook-nya, Kamis (21/7/2016).
__________________________________________
Tahun 2010, Presiden Perancis saat itu, Nicholas Sarkozy, mengadakan kunjungan singkat ke Turki, selama enam jam saja. Dalam kunjungan itu, ia menolak datang sebagai seorang Presiden Perancis. Ia lebih memilih untuk berkunjung sebagai seorang ketua organisasi G-20, dimana Perancis sebagai negara ketua G-20 saat itu, dan Turki adalah anggotanya.
Masyarakat Turki dan kaum muslimin secara umum tidak terima trhadap intimidasi dan perlakuan Pemerintahan Sarkozi terhadap Muslim di Francis, lalu perdana mentri Turki kala itu Recep tayib Erdogan memberikan pelajaran baik bagaimana cara berhubungan dengan Negara besar dengan memberikan hadiah atau kado kenang-kenangan yang mengambarkan kebesaran Turki dari negaranya Francis, dan hadiah ini membuat sarkozy nyaris tak bisa berkata-kata.
Hadiah kenang-kenangan apa yang diberikan erdogan keada sarkozy? Hanya sebuah surat yang diambil dari arsip –arsip turki Utsmani, surat ini merupakan surat balasan sultan Turki Utsmani kala itu Sulaiman Al-Qonuni kepada raja Francis, Francis I yang meminta bantuan Turki Utsmani mengadapi pasukan spanyol yang meyerang negaranya dan menawannya.
Inilah bunyi surat Sulaiman Al-Qanuni kepada Francis I :
Sesungguhnya (surat) itu dari SuIaiman yang isinya, "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang .
Saya penguasa laut putih, laut hitam, laut merah, Asia kecil, Kurdistan, Azerbaijan, Negara-negara luar Arab, Syam, Mesir, Makkah, Madinah, Quds, dan seluruh jazirah Arab dan Azam, Hongaria, Negara-negara kekaisaran, dan seluruh Negara-negara lain yang ditundukkan dengan penuh keagungan .
Segala puji bagi Allah SWT, Allah Maha Besar
Saya Sultan Sulaiman Putra Sultan Salim Putra Sultan Bayazid
Kepada: Francis I raja Negara Francis
"Kami telah menerima Surat yang diberikan oleh utusan kamu saat kamu menyatakan musuh kamu telah menyerang negara kamu dan kamu telah ditawan dan meminta pertolongan kami untuk membebaskan kamu dari tawanan. Kami dengan ini menerima permohonan kamu dan bersukacitalah dan jangan bimbang, kami penakluk Negara-negara yang sulit ditaklukan, dan penghancur benteng yang kokoh, kuda-kuda kami siang dan malam selalu beringas, pedang kami selalu terhunus, Allah SWT selalu memberikan kami kekutan dan kemudahan."
Rabiul Akhir, 932H/1525M
Daulah Khilafah lalu mengerahkan kekuatan tentara untuk menyelamatkan raja Prancis. Khalifah Sulaiman telah menyelamatkan Prancis tanpa bayaran dan tanpa meminta imbalan. Sang Khalifah telah melakukannya sebagai tindakan persahabatan.
Perjanjian Constantinople yang ditandatangani pada tahun 1536 antara Khalifah Sulaiman dan Raja Perancis telah memberi Prancis konsesi di dalam Daulah Islam yang tidak pernah diberikan kepada negara manapun sebelum itu.
Begitulah , orang yang tahu akan sejarahnya sendiri akan mampu menghargai dirinya sendiri, sedangkan orang yang tidak tahu masa lalunya , ia tidak akan mampu menghargai dirinya sendiri terlebih orang lain.
Betapa kayanya masa lalu kita umat Islam dengan keilmuan, keteladanan, kebesaran , dan keagungan. tak perlu membeo ke barat hanya untuk sekedar kita ingin menjadi besar kembali , cukup kembali ke masa lalu kita . " ummat ini tidak akan menjadi baik kecuali diperbaiki oleh sistem yang dulu digunakan untuk membangun generasi awal" begitulah Imam Malik menasihati kita.
Sejenak Presiden Francis Nikolas Sarkozi tertegun, ternyata kaum Muslimin yg selama ini ia dan rezimnya intimidasi telah menyelamatkan Raja dan bangsanya di masa lalu.