Ustadz Kholid Basalamah setelah ditolak di Rungkut Sidoarjo, Sabtu (4/3) |
Umat Islam di Indonesia terhenyak. Di satu daerah, seorang Ustadz seorang ustadz diusir dan pengajiannya ditolak. Banyak yang menyesalkan kejadian tersebut karena sesama muslim seharusnya bersaudara, bersatu dan tidak bermusuhan.
Rupanya, fenomena itu sudah dikabarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih dari 14 abad yang lalu.
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَلاَةً فَأَطَالَهَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّيْتَ صَلاَةً لَمْ تَكُنْ تُصَلِّيهَا قَالَ أَجَلْ إِنَّهَا صَلاَةُ رَغْبَةٍ وَرَهْبَةٍ إِنِّى سَأَلْتُ اللَّهَ فِيهَا ثَلاَثًا فَأَعْطَانِى اثْنَتَيْنِ وَمَنَعَنِى وَاحِدَةً سَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يُهْلِكَ أُمَّتِى بِسَنَةٍ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يُذِيقَ بَعْضَهُمْ بَأْسَ بَعْضٍ فَمَنَعَنِيهَا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shalat yang amat panjang. Melihat hal tersebut para sahabat bertanya, “Tidak biasanya Anda melakukan shalat seperti itu.” Beliau menjawab, “Ya, benar. Shalatku itu adalah shalat raghbah (penuh harap) dan rahbah (takut kepadaNya), dalam shalatku itu aku memohon kepada Allah tiga perkara, Dia mengabulkan dua perkara sedangkan satunya lagi tidak dikabulkan. Aku memohon agar umatku tidak binasa oleh bencana kelaparan, maka Dia mengabulkan permohonan ini. Aku memohon agar umatku tidak dikuasai oleh musuh dari luar mereka, Dia pun mengabulkannya. Namun ketika aku memohon agar umatku tidak merasakan kekejaman di antara sesamanya, Dia tidak mengabulkannya.” (HR. Tirmidzi; shahih)
Demikianlah Rasulullah sangat berharap agar umatnya tidak binasa. Allah mengabulkan doa Rasulullah agar umatnya tidak binasa karena kelaparan dan serangan musuh. Namun yang membuat Rasulullah bersedih, kebinasaan umat bisa terjadi manakala sebagian muslim berbuat kejam terhadap muslim yang lain.
Kita melihat sejak zaman sahabat, umat Islam tak terkalahkan ketika mereka bersatu menghadapi musuh-musuhnya. Namun manakala terjadi perpecahan, sesama muslim saling menyakiti, timbullah kerugian besar di kalangan umat Islam.
Dulu ada perang Jamal, ada perang Shiffin, ada peperangan internal umat Islam semasa Daulah Umayyah, Daulah Abbasiyah hingga Turki Utsmani. Namun fragmen-fragmen sejarah itu bisa diatasi. Yang lebih parah terjadi setelah itu. Kini banyak perpecahan internal umat Islam di berbagai negara.
Maka kita patut menangis melebihi kesedihan Rasulullah, ketika umat ini saling bermusuhan. Baru saja tanda-tanda persatuan umat Islam terlihat saat Aksi Bela Islam, saat jutaan orang dari berbagai latar belakang ormas bersatu dalam Aksi 411 dan 212, kini kita disuguhi berita pengusiran muslim oleh muslim yang lain. Semoga ini tidak terulang, sehingga umat terhindar dari kebinasaan. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
0 komentar:
Posting Komentar