Jusuf Kalla (CNN) |
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik pembangunan light rail transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek). JK menilai pembangunan kereta ringan itu tidak efisien.
"Jangan asal bangun saja," kata JK di hadapan para konsultan dalam pembukaan Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (11/1/2019), seperti dikutip Viva.
LRT tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah pusat serta dibangun BUMN PT Adhi Karya. Pembangunan bertujuan menghubungkan Jakarta dan kota-kota satelit melalui rel melayang (elevated).
Menurut JK, inefisiensi pertama adalah keputusan membangun rel secara melayang. Padahal, harga tanah yang tidak terlalu mahal di perbatasan Jakarta dan wilayah-wilayah di luar Jakarta bisa membuat pembangunan rel reguler dilakukan dengan lebih murah.
"Kalau di luar kota, lahan masih murah kok. Masa, penduduk tidak ada, kenapa mesti (dibangun) elevated di luar kota?" kata JK.
Inefisiensi kedua adalah pembangunan rel tersebut tepat di samping jalan tol Jakarta-Cikampek. Padahal biasanya, infrastruktur kereta ringan dibangun di lokasi berbeda dengan infrastruktur perhubungan yang sudah ada.
"Buat apa elevated kalau hanya berada di samping jalan tol?" ujar JK.
JK menegaskan, inefisiensi-inefisiensi itu membuat biaya pembangunan melambung tinggi, mencapai Rp500 miliar per kilometer.
"Siapa konsultan yang memimpin ini, sehingga biayanya Rp500 miliar per kilometer? Kapan kembalinya kalau dihitungnya seperti itu?" tandas JK.
Banyak netizen sependapat dengan JK yang mempertanyakan pembangunan LRT tersebut. Di Twitter, hastag #1km500Miliar pun menjadi trending topic.
“Pak @Prabowo Udah Pernah Kasih Warning..!! , Pak JK Baru Marah-Marah #1km500Miliar,” kata @PejuangFPI, Sabtu (12/1/2019).
Pak @Prabowo Udah Pernah Kasih Warning..!! , Pak JK Baru Marah-Marah#1km500Miliar pic.twitter.com/vmN9bMHXs6— FPI Perjuangan (@PejuangFPI) 12 Januari 2019
0 komentar:
Posting Komentar