Siapa yang tak kenal Asma Nadia? Penulis produktif ini telah mempersembahkan 55 buku dan sebagian besarnya adalah best seller. Bahkan lima karyanya telah difilmkan.
Pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) itu juga dinilai telah membangkitkan semangat literasi nasional. Tulisan-tulisannya tak hanya membawa perubahan tetapi juga menginspirasi lahirnya penulis-penulis baru. Tak heran jika Republika pada tahun 2010 telah menobatkan Asma Nadia sebagai tokoh perubahan.
Asma Nadia juga sangat aktif di media sosial. Akun Twitternya telah diikuti 810 ribu follower. Fan page Facebooknya diikuti oleh 3,1 juta follower. Dan akun instagramnya diikuti 725 ribu follower.
Di akun medsosnya, Asma Nadia sering berbagi inspirasi. Jarang sekali ia bicara politik atau mengomentari pemilu.
Namun kali ini, ada video yang sangat menarik. Ia pun melontarkan komentar atas video terkait Pilpres itu.
Video ini adalah cuplikan dari CNN Indonesia, saat Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Arif Zulkifli mengulas peristiwa penting sepanjang 2018. Menurutnya, salah satu momen paling penting di 2018 adalah ketika Jokowi mengambil Ma’ruf Amin sebagai Cawapres dan Prabowo mengambil Sandiaga Uno sebagai Cawapres.
Jokowi mengambil Ma’ruf Amin sebagai Cawapres, menurutnya, didasari oleh asumsi yang salah. Kubu Jokowi meyakini bahwa Jokowi dibenci oleh umat Islam, yang narasi itu terus dibangun sejak Aksi 212.
Karena merasa tidak disukai pemilih muslim, Jokowi kemudian mengambil Ma’ruf Amin sebagai Cawapres.
Sedangkan Prabowo, lanjut Arif, sadar betul bahwa masalah krusial saat ini adalah ekonomi. Sehingga Prabowo pun mengambil Sandiaga Uno sebagai Cawapres.
“Prabowo mengambil Sandiaga Uno karena dia sadar bahwa isu yang terpenting adalah isu ekonomi,” simpul Arif Zulkifli.
Kalimat terakhir Arif Zulkifli inilah yang dikomentari oleh Asma Nadia.
Kalimat terakhir👍 https://t.co/Yecck85w0U— Asma Nadia (@asmanadia) 1 Januari 2019
“Kalimat terakhir👍” kata Asma Nadia melalui akun Twitter pribadinya, @asmanadia, Selasa (1/1/2019). [Ibnu K/Tarbiyah]
0 komentar:
Posting Komentar