ilustrasi (Upswardsleader) |
Ada orang-orang yang bermaksiat karena menuruti syahwatnya. Tentu ini dosa dan berbahaya. Tetapi ada yang lebih dosa dan lebih berbahaya.
Apa itu? Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu mengungkapkannya.
“Barangsiapa yang maksiatnya karena mengikuti syahwat maka berharaplah pelakunya bertaubat. Karena Nabi Adam itu bermaksiat disebabkan menuruti syahwat lalu ia bertaubat dan diampuni,” kata khalifah keempat yang juga menantu Rasulullah ini.
“Barangsiapa yang maksiatnya karena kesombongan maka ancamlah ia dengan laknat. Karena iblis bermaksiat disebakan kesombongan, kemudian ia dilaknati.”
Ini yang lebih berbahaya dari kemaksiatan karena menuruti syahwat. Yakni bermaksiat kepada Allah karena kesombongan.
Maksiat Nabi Adam adalah memakan buah di surga yang Allah telah melarangnya.
Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman:"Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan". Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Rabb-nya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Baqarah: 35-37)
Maksiat kepada Allah dengan memakan buah dari pohon terlarang itu dilakukan Adam karena terpedaya syetan yang menggoda syahwatnya. Nabi Adam kemudian bertaubat dan Allah menerima taubat itu.
Ini berbeda dengan iblis yang bermaksiat kepada Allah karena kesombongannya. Iblis diperintah Allah untuk sujud kepada Adam tetapi iblis tidak mau. Ia beralasan dirinya lebih baik daripada Adam karena ia diciptakan dari api sedangkan Adam diciptakan dari tanah.
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al A’raf: 12)
Maka waspadailah sekecil apapun kesombongan dalam diri kita. “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun sebesar biji sawi,” sabda Rasulullah dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim. [Muchlisin BK/Tarbiyah]
0 komentar:
Posting Komentar