Memilih Berdasarkan Agama Melawan Konstitusi? Bantahan 3 Tokoh Nasional Ini Bungkam Ahok


Unknown | 18.55 | ,

Lukman - Dahnil - HNW




Baru saja diaktifkan sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama kembali mengeluarkan pernyataan yang membenturkan agama dan negara. Ahok menyatakan bahwa memilih pemimpin berdasarkan agama melawan konstitusi.

“Jadi karena kalau berdasarkan agama, bapak ibu menjatuhkan pilihannya ya enggak apa-apa saya enggak mau berdebat soal itu. Karena soal itu saya disidang. Tapi dapat saya katakan, jika begitu, Anda melawan konstitusi di NKRI jika milih orang berdasarkan agama,” kata Ahok dalam pidato saat serah terima jabatan dengan Plt Gubernur DKI Sumarsono, di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (11/2/2017), seperti dikutip Kumparan.

Sejumlah tokoh nasional pun kemudian membantah pernyataan yang dinilai membahayakan itu.

Menteri Agama Lukman H. Saifuddin


Menteri Agama Lukman H. Saifuddin menegaskan, memilih calon Gubernur berdasar keyakinan agama sama sekali tidak melanggar konstitusi.

“Kita bangsa religius yg menjadikan agama sebagai acuan bersikap. Memilih cagub berdasar keyakinan agama sama sekali tak langgar konstitusi,” tulisnya melalui akun Twitter @lukmansaifuddin, Ahad (12/2/2017).






Twit tersebut segera menjadi viral dengan diretwit 4300 kali, difavoritkan 3020 pengguna Twitter dan mendapatkan 1178 tanggapan.



Wakil Ketua MRR RI Hidayat Nur Wahid


Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, menegaskan bahwa konstitusi yang sah dan legal di NKRI yaitu UUD NRI 1945, jelas tidak melarang apalagi menganggap memililh pemimpin berdasarkan agama sebagai melawan konstitusi.

“Sebab UUD 1945 pasal 29 ayat 2 (yang tak mengalami perubahan) jelas menyebutkan bahwa, ‘Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing, dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu’” tandasnya, Ahad (12/2/2017), seperti dikutip Republika.




Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar


Tanggapan lebih tegas disampaikan Ketua Pemuda Muhammdiyah Dahnil Anzar Simanjuntak. Ia menilai, orang yang mengatakan “memilih pemimpin berdasarkan agama adalah melanggar konstitusi” berarti ia anti-Pancasila sebab sila pertama Pancasila adalah pesan keagamaan.



“Sila Pertama Pancasila adalah Pesan Keagamaan. Dan, itu adala nilai utama kebangsaan kita. Jadi, bila ada yang mengatakan “memilih pemimpin berdasarkan agama adalah melanggar konstitusi” terang dia anti-Pancasila, dia anti-NKRI,” tegasnya seperti diretwit akun Twitter resmi PP Pemuda Muhammadiyah, @pppemudamuh, Selasa (13/2/2017). [Ibnu K/Tarbiyah.net]






0 komentar:

Posting Komentar

 
Design Downloaded from free Blogger templates | free website templates | Seodesign.us | Funny Sport Videos.