Usai debat kedua Capres pemilu 2019, jagat Twitter langsung dihebohkan dengan sejumlah tagar. Menariknya, tagar #JokowiBohongLagi menduduki trending topic teratas di Indonesia.
Saat berita ini ditulis, tagar #JokowiBohongLagi menempati trending topic teratas. Baru kemudian di bawahnya ada tagar #02GagapUnicorn. Sebenarnya ada tagar di atas keduanya namaun tagar itu merupakan tagar berbayar yang dipromosikan oleh Shopee Indonesia.
Mengapa begitu banyak netizen menggunakan tagar #JokowiBohongLagi? Ternyata mereka menilai banyak data yang disampaikan Jokowi saat debat tidak sesuai dengan realita.
Pertama, Jokowi mengatakan sejak tiga tahun ini tak ada kebakaran hutan. Faktanya, media memberitakan hasil riset PKHL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ada 14.604,84 Ha hutan terbakar di tahun 2016. Di tahun 2017, hutan yang terbakar ada 12.127,49 Ha. Dan tahun 2018 ada 4.666.38 Ha.
Kata Jokowi versus data kebakaran hutan dan lahan gambut.— Warta🌐Politik™ (@wartapoLitik) 17 Februari 2019
Nggak usah ngeles pakai istilah segala macam ya KLH. Berita kebakaran hutan berceceran di berbagai media. Mau kalian uninstall satu2 medianya? Ditunggu :))#JokowiBohongLagi pic.twitter.com/MN6sFWBJ7D
Sedangkan data Citra Landsat menyebukan pada 2016 ada 438.361 Ha. 2017 ada 165.482. Dan hingga Agustus 2018 ada 71.958 Ha lahan hutan terbakar.
Kedua, tentang pembangunan jalan desa dengan dana desa.
Kata Jokowi vs data tentang infrastruktur dan kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat.— Warta🌐Politik™ (@wartapoLitik) 17 Februari 2019
Sumber data: BPS#JokowiBohongLagi pic.twitter.com/BpQGBggqGq
Ketiga, terkait pernyataan Jokowi bahwa impor jagung pada 2018 hanya 180 ribu ton. Sedangkan data BPS mengungkapkan bahwa impor jagung mencapai 737.228 ton.
Keempat, Jokowi mengatakan tidak ada konflik dalam pembebasan tanah untuk pembangunan infrastruktur. Jawa Pos merilis ada 659 kasus konflik lahan di 2017. Di antaranya adalah konflik perluasan lahan Bandara Sultan Hasanuddin.
Sedangkan menurut CNN Indonesia, konflik agraria di era Jokowi mengakibatkan 41 orang tewas dan 546 orang dianiaya.
— NanikR_Cece (@NanikR_Cece) 18 Februari 2019
0 komentar:
Posting Komentar