Hati manusia bisa mati. Terlebih di akhir zaman, semakin banyak hati yang mati.
Bagaimana agar hati selalu hidup dan tidak mati? Amalan pada malam idul adha ini kuncinya.
Amalan apa? Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan dalam Al Adzkar, bahwa amalan itu adalah menghidupkan dua malam hari raya yakni malam idul fitri dan malam idul adha.
Imam Nawawi mencantumkan dua hadits dalam Al Adzkar tentang keutamaan menghidupkan malam hari raya.
مَنْ أَحْيَا لَيْلَتِيْ الْعِيْدِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوْتُ الْقُلُوْبُ
Barangsiapa menghidupkan dua malam hari raya, maka hatinya tidak akan mati pada hari semua hati menjadi mati. (HR. Imam Syafi’i dari Abu Umamah)
مَنْ قَامَ لَيْلَتَىِ الْعِيدَيْنِ لِلَّهِ مُحْتَسِبًا لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ
Barangsiapa melakukan qiyamul lail pada dua malam hari raya dengan ikhlas karena Allah, maka hatinya tidak akan mati pada hari semua hati menjadi mati. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)
Dua hadits tersebut dhaif. “Meskipun hadits ini dhaif,” kata Imam Nawawi, “akan tetapi keduanya dapat dipakai sebagai dasar keutamaan amal.”
Lalu seberapa lama waktu minimal menghidupkan malam hari raya, termasuk idul adha, agar mendapat keutamaan hati tidak mati? Imam Nawawi menjelaskan, para ulama berbeda pendapat. Menurut pendapat yang paling kuat, tidak dianggap menghidupkan malam hari raya kecuali dia melakukan di sebagian besar malam. Namun ada juga ulama yang mengatakan, “dapat tercapai meskipun hanya sesaat.”
Karenanya jangan hanya tidur di malam idul adha. Hidupkan dengan takbiran, isi sebagiannya dengan sholat malam. Tentu yang wajib jangan ditinggalkan, sholat isya dan sholat Subuh. Bagi muslim laki-laki, lakukan berjamaah di masjid. Dan jangan lupa, paginya mengerjakan sholat idul adha. [Tarbiyah]
0 komentar:
Posting Komentar