Presiden Jokowi meresmikan hari belanja diskon Indonesia (Kompas) |
Neraca perdagangan Indonesia masih defisit alias tekor. Pasalnya, nilai ekspor masih kalah tinggi dibandingkan impornya.
Sepanjang Januari-Juli 2019 atau kumulatif, neraca perdagangan Indonesia tekor US$ 1,9 miliar.
Terkait tekornya neraca perdagangan itu, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri. Jokowi juga memberikan sindiran kepada ibu-ibu khususnya yang sangat gemar mengkoleksi produk impor dibandingkan lokal.
"Neraca perdagangan kita masih defisit, defisit transaksi berjalan kita masih gede. Kalau kita masih semuanya barang impor, impar, impor, impar, impor, terutama ibu-ibu senangnya megang-megang brand, tas, sepatu, apa itu. Kita juga punya yang bagus-bagus," kata Jokowi saat membuka dan meresmikan acara Hari Belanja Diskon (HB) Indonesia di Senayan City, Kamis (15/8/2019), seperti dikutip Detik.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut tekor neraca perdagangan Indonesia sebesar US$ 60 juta per Juli 2019 disebabkan oleh impor migas. Pada Juli 2019, ekspor migas sebesar US$ 1,60 miliar dan impornya sebesar US$ 1,74 miliar. Dari situ terdapat selisih US$ 142,4 juta.
Penyebab selanjutnya adalah impor minyak mentah yang sebesar US$ 485,5 juta dibandingkan ekspornya US$ 181,1 juta atau terdapat selisih US$ 304,4 juta.
Defisit perdagangan, terutama terjadi dengan China. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan China sepanjang Januari-Juli 2019 sebesar US$ 11,05 miliar.
Sedangkan neraca perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) tercatat masih surplus. [Ibnu K/Tarbiyah]
0 komentar:
Posting Komentar