Luhut Binsar Pandjaitan (vstory) |
Kisruh akan masuknya 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) China ke Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara terus mendapat sorotan tajam. Terlebih, nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, turut disebut-sebut.
Luhut disebut telah berani memberikan “jaminan” kepada Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa terkait status dan kondisi TKA China tersebut untuk bisa masuk ke Indonesia.
Kery pun mempertanyakan janji Luhut yang sempat menjamin akan memberikan apapun yang ia minta berkaitan dengan rencana masuknya TKA China di Konawe itu.
Dikutip Viva.co.id, meski Kery telah tegas menyatakan sikap penolakannya soal rencana tersebut namun Luhut seolah justru “mengiming-imingi” dirinya dengan janji menggiurkan.
Kery mengungkap hal itu saat berbicara dalam program acara tvOne “Apa Kabar Indonesia Pagi” beberapa waktu lalu.
"Menko Maritim katakan 'Sudah Ker apa yang kau minta kita siapkan', tapi kenyataan juga sampai sekarang belum ada itu terima bantuan, bagaimana kita ini," kata Kery menirukan janji Luhut kepadanya.
Kery menandaskan, pihaknya kini lebih memilih pengupayakan segala kebutuhan pengendalian dan antisipasi bertambahnya penyebaran COVID-19 yang dikhawatirkan dari TKA China itu secara mandiri.
Baca juga: Nuzulul Quran
"Sehingga sekarang saya bilang sudah kita tidak terima bantuan, kita belajar sendiri saja," ujar Kery.
"Sehingga saya harapkan pemerintah pusat kita kasih tenang dulu ini keadaan, semua kalau sudah normal mulai kita tempatkan lagi industri," tambahnya.
Baca juga: Meskipun Dilengkapi Surat Bebas Covid-19, Gubernur dan DPRD Sultra Tolak 500 TKA China
Sebelumnya diberitakan, Juru bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan, rencana kedatangan 500 TKA China itu tak terkait dengan kepentingan pribadi Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Bahkan disebutnya, Luhut ingin daerah tersebut menjadi maju.
"Tidak ada kepentingan Pak Luhut pribadi di sana (soal 500 TKA China), selain hanya ingin melihat kemajuan daerah dan Indonesia sebagai pemain utama dalam peningkatan nilai tambah komoditas nikel," kata Jodi, Kamis (30/4/2020) lalu. [Ibnu K/Tarbiyah]
0 komentar:
Posting Komentar