Video SCPM |
Aksi Bela Islam dinilai dunia Islam sebagai prestasi Muslim Indonesia karena mampu memobilisasi massa besar secara tertib dan damai. Namun, sebuah video terbaru di South China Morning Post menampilkan hal yang berbeda. Aksi Bela Islam menjadi tampak angker dan menakutkan.
Sebabnya, scmp.com merilis cuplikan video insiden kericuhan di depan istana negara pada Aksi 411 malam. Dalam video yang hanya berdurasi 47 detik itu ditampilkan bagaimana suasana di depan istana negara, pada Jumat (4/11/2016) malam. Tampak sejumlah menembakkan gas air mata, sementara demonstran lari tunggang langgang.
Suasana malam dan suara tembakan membuat video itu tampak semakin mencekam. Tampak pula demonstran membalas tembakan gas air mata dengan melemparkan sesuatu.
Video itu disematkan dalam tulisan John McBeth berjudul “Widodo, His Paranoid General and a ‘Rotting Situation’ in Indonesia.” Tulisan yang dirilis pada Ahad (15/1/2017) itu menyebut Panglima TNI sebagai “jenderal paranoid.” (Baca: Panglima TNI Mulai Diserang Jurnalis Asing)
Screenshoot-1 |
Screenshoot-2 |
Screenshoot-3 |
Screenshoot-4 |
Seperti diketahui, Aksi Bela Islam II yang digelar pada 4 November 2106 dan dikenal dengan Aksi 411 dinilai banyak pihak sebagai aksi yang sukses. Panglima TNI dalam Indonesia Lawyer Club (ILC) di TVOne menyebut aksi itu berlangsung damai dan indah.
Sedangkan Aksi Bela Islam III yang digelar pada 2 Desember 2016 dan dikenal dengan Aksi 212 mampu menghadirkan massa jauh lebih besar dan dengan suasana aksi yang jauh lebih tertib dan damai. Presiden Jokowi pun turut hadir menunaikan shalat Jumat dan memberikan sambutan di akhir Aksi super damai itu. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
0 komentar:
Posting Komentar