Umar - Dafi' - Fiidin |
“Ayah sedang di luar negeri,” tutur Dafi’ yang masih duduk di kelas IX SMPIT Al Ibrah Gresik, Jawa Timur.
Dafi’ berangkat ke Jakarta naik kereta dari stasiun Lamongan. Di gerbongnya, ia sendirian tanpa satu orang pun yang dikenalnya. Semula ia ingin ikut rombongan Bus. Namun banyaknya warga Gresik yang ingin “berjihad” tak cukup ditampung.
“Maaf, busnya sudah penuh,” ketua rombongan bus menginformasikan.
Ketika Aksi 212 berlangsung, Dafi’ duduk di sayap kanan depan panggung, bersebelahan dengan orang-orang dewasa yang tak dikenalnya. Hingga acara selesai, barulah Dafi’ bertemu dengan dua orang kakaknya yang kuliah di Jakarta.
Pelajar lain dari luar kota bernama Umar. Siswa SMA kelas X ini datang dari Yogyakarta. Ia masih sepupu Dafi’. Ada juga Fiidin, siswi kelas XI dari Tangerang Selatan.
Apa yang menyebabkan mereka begitu berani jauh-jauh datang sendiri ke Monas?
Salah satunya adalah pesan ibunda. Ibunda Dafi’, Umar dan Fiidin memiliki harapan yang sama kepada anak-anaknya.
“Jadilah generasi 5:54. Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang Mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui,” demikian pesan dr Uyik kepada putranya, Dafi’.
Pesan itulah yang menggerakkan anak-anak remaja itu ke Jakarta. Menyatu dengan jutaan umat Islam yang membela agama dan kalam suci-Nya.
Bersama gemuruh takbir, ada pekikan “Allahu Akbar” dari mereka yang masih sangat muda. Bersama gema semangat perjuangan umat, ada yel-yel mereka di sana. Bersama sesengguk tangis jutaan Muslim yang mengiris-iris hati saat para ulama memimpin doa, Monas menjadi saksi ketika butiran air mata mereka menyatu dengan hujan, membasahi bumi Jakarta.
“Tidak hanya anak biologis , kami menyebutnya anak anak ideologis,” kata ibu-ibu peradaban itu. [Muchlisin BK/Tarbiyah.net]
Saat Dafi' sudah bertemu kakaknya di akhir Aksi 212 |
0 komentar:
Posting Komentar