Jika Aksi 212 adalah sebuah drama perjuangan, maka Santri Ciamis adalah bintangnya. Bagaimana tidak, ribuan remaja dan pemuda menempuh ratusan kilometer dengan berjalan kaki. Dari pesantrennya menuju ibukota.
Ada yang kakinya berdarah-darah. Banyak yang bertahan melawan lelah. Namun mereka tak mau menyerah. “Aku menggantikan ayah berjuang demi Islam,” kata salah seorang santri termuda. Ketika ditanya ayahnya ke mana, jawabannya sungguh mengharukan: “ayah telah tiada.”
Ribuan santri perkasa itu kemudian menjadi inspirasi umat. Mereka yang telah berniat ikut Aksi 212 semakin bersemangat: “perjuanganku belum seberapa.”
Mereka yang tadinya ragu akhirnya tegas memutuskan: “aku harus mengambil peran dalam perjuangan Islam.”
Mereka yang hampir tak berangkat karena dihalang larangan kemudian berupaya sekuat tenaga mencari segala cara: “jika santri muda saja bisa jalan kaki berhari-hari, aku harus bisa berangkat entah dengan pesawat atau kereta api.”
Mereka yang tadinya diam kemudian seperti tertampar: “jutaan saudaraku berjuang, apakah aku hanya diam?”
Apakah besok Anda akan bergabung bersama? Masih ada waktu untuk memutuskan.
0 komentar:
Posting Komentar