Boni Hargens ibaratkan pemenang pilkada seperti anak autis (ilustrasi) |
Setelah menuai banyak kecaman, akhirnya komisaris Antara Boni Hargens minta maaf kepada anak autis.
“Sedikitpun tidak berintensi menghina dengan kata 'autisme'. Bila itu meresahkan, saya minta maaf pada keluarga saya & setiap 'anak ajaib' yang dunia sebut 'autis'” tulis @bonihargens, Jumat (28/4/2017).
Sedikitpun tdk berintensi m'hina dgn kata 'autisme'.Bilaitu meresahkan,sy minta maaf pd klg sy & stiap 'anak ajaib' yg dunia sebut 'autis'.— boni hargens (@bonihargens) 28 April 2017
Seperti diberitakan sebelumnya, Boni Hargens mengibaratkan pemenang Pilkada DKI Jakarta sebagai anak super autis. Kemenangan Pilkada, menurutnya, ibarat pil yang hanya bisa menenangkan sesaat, tidak akan menyembuhkan dalam waktu cepat.
“Kemenangan ini seperti pil yang diberikan pada anak super autis. Biar adem aja. Tapi tak akan menyembuhkan autisme dalam sekejap,” cuitnya, Kamis (27/4/2017).
Sontak, kicauan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) itu menuai kecaman dari netizen. (Baca: Ibaratkan Pemenang Pilkada Penderita Autis, Boni Hargens Tuai Kecaman)
Selain bahasanya yang tidak menunjukkan intelektualitas, cuitan itu juga dinilai melecehkan anak autis.
“Pak @jokowi & Pak_JK perlu mempertimbangkan kembali posisi Boni. Kita tidak butuh tuit seperti ini,” tulis @Heine_Nababan sembari mention ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kemensos dan Komnas Perlindungan Anak.
Banyak pihak yang mengecam cuitan Boni Hargens itu, termasuk mereka yang berkecimpung dalam masalah autis. Direktur Rumah Autis Isti Moenawaroh menyebut tulisan Boni Hargens itu menyakitkan. (Baca: Direktur Rumah Autis: Pernyataan Boni Hargens Sangat Melukai Kami)
"Cuitan tersebut telah melukai keluarga yang memiliki anak autis," ujar Isti.
Menurutnya, selama ini penyandang autis kerap dijadikan bahan olok-olokan. Masih banyak orang yang mengaitkannya dengan konotasi keburukan. Padahal anak-anak autis bagian dari bangsa yang harus dirangkul dan diterima apa adanya.
"Mereka adalah anak surga," kata Isti tak kuasa menahan haru. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
0 komentar:
Posting Komentar