Di panggung ILC, Boni Hargens menyebut Reuni 212 mempolitisasi simbol-simbol identitas kelompok. Politik yang ideal, menurutnya adalah politik martabat.
“Politisasi identitas ini ada kesan pemaksaan untuk mempolitisasi simbol-simbol identitas-identitas kelompok dan itu yang terjadi di level melihat tadi pada Reuni 212,” kata Boni Hargens.
Miing yang juga menjadi MC Reuni 212 mengatakan tidak mengerti ketika Boni mengatakan mencari martabat. Menurut Miing, Reuni 212 itu cukup bermartabat.
“Saya menyaksikan peristiwa peradaban manusia. Salah satu indikator sederhanaya, Gubernur DKI mengatakan, tahun baru, tamu yang datang ke Monas tidak sebanyak 212. Tapi sampahnya jauh lebih banyak. Itu saja dalam konteks budaya sudah kelihatan indikatornya bahwa masyarakat yang datang ke 212 sangat berbudaya, sangat bermartabat,” kata Miing disambut tepuk tangan.
Kedua, lanjut Miing, saat ada orang yang menginjak rumput diingatkan.
Ketiga, semua peserta Reuni 212 ingin berbuat baik dan menyumbangkan apa yang ia punya.
“Sampai ada anak muda, tertulis di belakangnya, ‘saya tidak bisa membantu apa-apa kecuali menerima sampah,” ujarnya.
Miing juga melihat ibu dan dua anaknya tidur dengan HP tergeletak di sampingnya. Ibu itu tampak tenang tanpa khawatir akan terjadi kehilangan.
Ia juga menyaksikan laskar berpakaian putih-putih yang ramah, tersenyum dan menawarkan bantuan kepada peserta yang lelah menggendong anaknya.
“Inilah peradaban. Inilah martabat,” tandasnya. [Ibnu K/Tarbiyah]
0 komentar:
Posting Komentar