ilustrasi (Reuters) |
Secara bahasa, nuzulul Quran adalah turunnya Al Quran. Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir Al Munir bahwa sebagian ulama berpendapat nuzulul Quran adalah turunnya Al Quran secara sekaligus ke Baitul Izzah.
Sedangkan sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa nuzulul Quran adalah permulaan turunnya Al Quran kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni wahyu pertama yang turun kepada beliau di gua hira.
Turunnya Al Quran (Nuzulul Quran) ini adalah peristiwa maha dahsyat yang bisa membuat gunung terbelah. Sejumlah ulama mufassir menjelaskan Surat Al Hasyr ayat 21 tentang kedahsyatan ini.
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآَنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (QS. Al-Hasyr: 21)
Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan: “Sungguh kemuliaan Al Quran, keagungan, kefasihan dan isinya yang memuat berbagai macam nasehat dan hikmah yang membuat hati menjadi lembut, lunak dan tersentuh, mencapai pada suatu tingkatan di mana seandainya Al Quran diturunkan kepada sebuah gunung dan gunung itu dijadikan memiliki akal seperti manusia, niscaya kamu akan melihat gunung yang begitu keras dan solid tunduk patuh, retak-retak dan pecah-pecah karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
“Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Quran ini kepada sebuah gunung, betapa tegarnya gunung itu, dan Kami anugerahkan kepadanya potensi sebagaimana yang Kami berikan kepada manusia, maka pasti engkau -siapapun engkau selama mampu melihat- akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah,” kata Quraisy Syihab saat menjelaskan ayat ini dalam Tafsir Al Misbah.
“Ayat di atas menjadikan belahan sebagai akibat dari pengaruh Al Quran terhadap gunung. Itu karena puncak dari pengaruh sesuatu kepada benda-benda tak bernyawa adalah keretakan dan keterpecahbelahan,” lanjutnya.
Jika gunung saja bisa retak dan terbelah, tidakkah hati kita tersentuh ketika membaca Al Quran dan mentadabburinya? Jika belum, khawatirlah jika hati kita lebih keras daripada batu. Na’udzubillah. [Muchlisin BK/Tarbiyah]
*Pembahasan lebih lengkap tentang Nuzulul Quran mulai dari makna hingga tanggalnya bisa dibaca di artikel Ceramah Nuzulul Quran
0 komentar:
Posting Komentar