ilustrasi |
Video Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menagih janji Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menggelontorkan kredit murah Rp1,5 triliun viral.
“Pernah kami MoU dengan Menteri Sri Mulyani katanya akan menggelontorkan kredit murah Rp 1,5 triliun. Ila hadza yaum, sampai hari ini, satu peser pun belum terlaksana. Ini biar tahu Anda semua seperti apa pemerintah ini,” kata Said dalam video tersebut.
Selain menagih janji Menkeu, Said Aqil juga menyoroti ketimpangan ekonomi di Indonesia. Di mana kekayaan alam melimpah tapi hanya dinikmati sekelompok orang. Ia juga menyinggung proyek-proyek besar pemerintah yang hanya dinikmati segelintir orang.
Karenanya Said mengajak umat Islam terutama NU untuk meningkatkan martabat dan prestasi. Selama ini, warga NU bisa bangga karena menjadi ormas Islam terbesar di Indonesia dengan anggota berjumlah 91 juta namun belum kompetitif.
“Makanya, jangan salah. Jangan salahkan siapa-siapa, kalau ketika Pemilu, ketika Pilpres suara kita dimanfaatkan, tapi ketika selesai kita ditinggal,” tandasnya. (Baca: Said Aqil Siradj: Pilpres Suara Kita Dimanfaatkan, Selesai Kita Ditinggal)
Video viral itu mendapat tanggapan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia mengatakan kredit itu sudah disalurkan sebanyak Rp211 miliar kepada lima koperasi. Hanya saja, penyaluran bagi usaha mikro memang mengalami kendala karena tidak mudah dilakukan.
“Kami juga kerja sama dengan institusi yang bimbing dan berikan dukungan ke masyarakat peminjam ultra mikro seperti untuk koperasi Sidogiri. Total ada 5 koperasi yang sudah terima Rp 211 miliar,” kata Sri Mulyani di Kemenkeu, Kamis (26/12/2019).
Sri Mulyani mengatakan kredit dengan total nilai Rp1,5 triliun itu awalnya memang akan disalurkan bagi usaha ultra mikro. Sebagai antisipasi, pemerintah juga telah menyiapkan beberapa lembaga seperti PT Bahana Artha Ventura sampai PT Pegadaian.
Dengan demikian, Sri Mulyani mengatakan maklum jika penyaluran kredit disertai pendampingan. Ia mencontohkan hal ini terealisasi dalam program usaha mikro (UMI).
“Waktu itu diminta kepada kami di PBNU untuk berikan secara langsung masyarakat melalui pondok pesantren meski bukan unit kegiatan ekonomi. Waktu itu kami salurkan, tapi ternyata tidak bisa membantu. Pendampingan ultra mikro penting sekali. Jadi enggak bisa sendiri,” kata Sri Mulyani seperti dikutip Tirto.
“Tapi tantangan paling berat adalah jumlahnya banyak, tapi volume kecil-kecil,” tambah Sri Mulyani.
Mengenai usulan PBNU agar dana kredit mikro ini disalurkan seperti hibah, kata Sri Mulyani, ia akan mengkajinya dulu.
“Kami akan bicara dengan teman-teman NU. Selama ini hubungan kami baik dan akan terus dukung untuk peningkatan ekonomi,” kata Sri Mulyani. [Ibnu K/Tarbiyah]
0 komentar:
Posting Komentar