Muslim Uighur (BBC) |
Sejumlah tokoh Ormas yang telah berkunjung ke Xinjiang mengaku tidak menemukan bukti penindasan atas Muslim Uyghur di sana. Bahkan ada tokoh yang menjamin tak ada persekusi terhadap Uighur di China.
Mengapa bisa demikian? Ini jawaban CEO AMI Foundation, Azzam M Izzulhaq. Aktifis kemanusiaan yang pernah mengunjungi 8 kota di Xinjiang dan bertemu langsung dengan Muslim Uighur.
“Analoginya begini: Ada kejadian di Wamena, tapi peninjau datang ke Raja Ampat. Lalu sang peninjau mengatakan aman, damai, kondusif, indah. Iya sih Papua, tapi Wamena di pegunungan Papua, Raja Ampat di pesisir Papua Barat. Beda wilayah, beda provinsi. Paham? #WeStandWithUyghur,” kata Azzam melalui akun Twitter pribadinya, @AzzamIzzulhaq, Selasa (18/12/2019).
Analoginya begini:— Azzam M Izzulhaq (@AzzamIzzulhaq) December 17, 2019
Ada kejadian di Wamena, tapi peninjau datang ke Raja Ampat. Lalu sang peninjau mengatakan aman, damai, kondusif, indah.
Iya sih Papua, tapi Wamena di pegunungan Papua, Raja Ampat di pesisir Papua Barat. Beda wilayah, beda provinsi.
Paham?#WeStandWithUyghur
Seperti diketahui, penindasan atas Muslim Uighur yang dilakukan otoritas China telah menimbulkan keprihatinan internasional. Terutama kaum muslimin di berbagai belahan dunia.
Di Indonesia, pembelaan atas Muslim Uighur disuarakan oleh banyak elemen umat Islam. Di media sosial, tagar #WeStandWithUighur telah menduduki trending topic selama dua hari ini. [Ibnu K/Tarbiyah]
0 komentar:
Posting Komentar