Tersangka penista agama, Ahok, menuding peserta Demo 4 November lalu dibayar Rp 500 ribu. Hal itu ia sampaikan dalam wawancara media Australia ABC yang videonya diunggah Rabu (16/11/2016).
Tudingan itu tak hanya mendapat respon dari para peserta Aksi Bela Islam 411, namun juga mendapat tanggapan dari sejumlah ulama dan dai.
Ustadz Salim A Fillah, dai muda kondang dan penulis produktif, menyebut seseorang yang berburuk sangka kepada orang lain sebenarnya menujukkan jati dirinya. Bahwa apa yang ia tuduhkan tak lain adalah apa yang akan dilakukannya ketika berada pada posisi tertuduh.
“Dia yang berburuk sangka sebenarnya sedang membuka jatidirinya; bahwa jika berada di posisi yang dituduhnya, itulah yang akan dilakukannya,” tulis Ustadz Salim A Fillah melalui akun Twitter pribadinya, @salimafillah, Jumat (18/11/2016).
Dia yang berburuk sangka sebenarnya sedang membuka jatidirinya; bahwa jika berada di posisi yang dituduhnya, itulah yang akan dilakukannya.— Salim A. Fillah (@salimafillah) 17 November 2016
Sebelumnya, pengasuh Majelis Jejak Nabi itu menyebutkan bahwa nurani dapat membedakan dua hal yang bertolak belakang meskipun sekilas tampak sama.
“Nurani dapat membedakan antara kemajemukan yang fitri dengan penyimpangan yang keji; antara menjaga kebhinnekaan dengan membela kedurjanaan. "Takkan lurus 'amal seseorang hingga lurus hatinya. Dan takkan lurus hati seseorang hingga lurus lisannya." (HR Ahmad, dari Anas),” tuturnya. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
0 komentar:
Posting Komentar