Jenderal Gatot sebelum diangkat menjadi Panglima TNI (Dok Antara) |
Jenderal Gatot mendahului pesannya itu dengan menceritakan tentang apa yang dialami oleh anak buah Jenderal Sudirman. Salah seorang anak buah Jenderal Sudirman berkhianat dengan membocorkan keberadaan panglima besar itu sehingga Belanda dapat mengepungnya.
“Jenderal Sudirman adalah seorang guru agama, seorang santri. Saya sedikit menceritakan bagaimana perjuangan Jenderal Sudirman. Bahwa pada saat Jenderal Sudirman, belasan orang melakukan gerilya. Ada satu orang pengkhianat. Maka pada saat Jenderal Sudirman di rumah penduduk, karena pengkhianat ini melaporkan kepada Belanda, dikepung,” kata Jenderal Gatot di hadapan ratusan santri pada Peringatan Hari Santri Nasional, di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis, 22 Oktober 2015 lalu.
Pengamanan depan, lanjut Jenderal Gatot, kemudian melaporkan kepada Jenderal Sudirman bahwa mereka telah dikepung. Mendapatkan informasi itu, Jenderal Sudirman tetap tenang.
“Tenang, semuanya ganti pakaian dan berdzikir bersama-sama saya. Ucap tahlil laa ilaaha illallah, laa ilaaha illallah, laa ilaaa illallah,” kata Jenderal Gatot menirukan Jenderal Sudirman.
Kemudian Belanda masuk. Anak buah yang berkhianat tersebut lantas melapor kepada Belanda, “Ini yang namanya Sudirman, yang tuan cari-cari selama ini.”
Namun, melihat sosok yang berdzikir itu, Belanda tak percaya. “Saya tidak percaya ini Sudirman.”
“Pak, saya anak buahnya, saya bersama-sama bergerilnya di sini,” kata si pengkhianat itu berusaha meyakinkan.
“Biarkan dia. Saya tidak percaya!” Akhirnya ia mencabut pistol, dan menembak si pengkhianat itu di depan Jenderal Sudirman.
Mengambil hikmah dari kisah ini, Jenderal Gatot mengingatkan agar jangan menjadi pengkhianat bangsa.
“Ini mengingatkan jangan sekali-kali kita menjadi pengkhianat bangsa. Baru di dunia saja dihukum oleh Allah seperti itu, apalagi di akhirat nanti,” tegas Jenderal Gatot. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
0 komentar:
Posting Komentar