Ketika Khalifah Utsman bin Affan hendak memberikan sejumlah harta untuk anak-anak Abdullah bin Mas’ud, sahabat ahli tafsir itu menolaknya.
Abdullah bin Mas'ud mengerti maksud baik sang khalifah, namun ia tetap menolaknya. Abdullah bin Mas’ud menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tidak khawatir putra-putranya akan miskin. Sebab ia telah mengajarkan satu amalan yang pernah diajarkan Rasulullah kepadanya.
“Apakah Amirul Mukminin takut putra-putraku miskin? Mereka sudah kusuruh membaca Surat Al Waqiah setiap malam,” kata sahabat yang sedang sakit menjelang wafat itu.
Ia kemudian menyampaikan sabda Rasulullah yang pernah didengarnya:
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْواقِعَةِ كُلَّ لَيْلَةٍ لَمْ تُصِبْهُ فَاقَةٌ أَبَدًا
“Barangsiapa membaca surat Al Waqiah setiap malam, dia tidak akan menderita kemiskinan selama-lamanya” (HR. Abu Ya’la dan Ibnu Asakir)
Kisah tersebut diabadikan DR Abdurrahman Raf’at Al Basya dalam bukunya, Shuwar min Hayaat ash Shahabat. Juga ditulis oleh Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.
Ibnu Katsir mencantumkan hadits lebih banyak lagi tentang keutamaan Surat Al Waqiah dalam tafsirnya. Bahwa membaca Surat Al Waqiah rutin setiap malam, insya Allah tidak akan miskin. Selain hadits Abdullah bin Mas’ud tersebut, Ibnu Katsir juga mengetengahkan sejumlah hadits yang menunjukkan keutamaan serupa.
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْواقِعَةِ كُلَّ لَيْلَةٍ لَمْ تُصِبْهُ فَاقَةٌ
“Barangsiapa membaca surat Al Waqiah setiap malam, dia tidak akan menderita kemiskinan” (HR. Abu Syuja)
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir mencantumkan hadits serupa dari Anas.
سُوْرَةُ الْواقِعَةِ سُوْرَةُ الْغِنَى فَاقْرَؤُوْهَا وَعَلَّمُوْهَا أَوْلَادَكُمْ
“Surat Al Waqiah adalah surat ‘kekayaan’. Maka bacalah Surat Al Waqiah dan ajarkanlah kepada anak-anak kalian” (HR. Ibnu Murdawaih)
عَلِّمُوْا نِسَاءَكُمْ سُوْرَةَ الْواقِعَةِ فَإِنَّهَا سُوْرَةُ الْغِنَى
“Ajarilah kaum perempuan kalian Surat Al Waqiah, karena sesungguhnya ia adalah surat kekayaan” (HR. Ad Dailami)
Mengapa membaca Surat Al Waqiah setiap malam dijamin tidak akan miskin? Buya Hamka menjelaskannya dalam Tafsir Al Azhar.
“Jika kita baca Surat ini dan kita pahami maknanya, jiwa kita akan merasa kuat,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar, “kita tidak akan merasa rendah diri kecuali kepada Allah. Kita tidak akan menggantungkan harapan kepada sesama manusia. Itulah kekayaan sejati.” [Muchlisin BK/Tarbiyah]
0 komentar:
Posting Komentar